Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur. ( QS. At-Taubah 9:119 )

Menurut penuturan Ibnu Mas’ud r.a. Rasulullah SAW. Pernah bersabda: Hendaklah kamu bersifat jujur karena sifat jujur akan membawa kebaikan, dan kebaikan itu akan membawa kesyurga. Apabila seseorang bersifat jujur dan membiasakan dirinya untuk senantiasa jujur, maka Alllah akan menetapkannya sebagai orang yang jujur. Jauhilah olehmu sifat bohong karena bohong itu membawa pada kejahatan dan kejahatan itu akan membawa kedalam neraka. Bila seseorang bersifat bohong dan membiasakan dirinya bersifat bohong, maka Allah akan menetapkannya sebagai seorang pembohong. (HR.Muttafaq ‘alaih).

Orang yang jujur adalah orang yang pernyataannya sesuai dengan kenyataan. Baik pernyataan itu dengan lisan, dengan tulisan, ataupun dalam bentuk penampilan dan perbuatan.

Bila seorang pemimpin memberikan pernyataan dengan lisan atau tulisan, bahwa dia sangat prihatinan dengan kemiskinan rakyat, karena itu dia akan sangat peduli dan akan memperhatikan dengan serius nasib rakyat kecil yang miskin, padahal dalam kenyataannya dia lebih mementingkan rakyat lapisan atas karena akan menguntungkan pada peribadinya, maka pemimpin itu adalah pemimpin yang tidak jujur, karena perkataannya tidak sesuai dengan kenyataan. Allah sangat murka kepada orang yang perkatannya tidak sejalan dengan perbuatannya :

Amat besar kemurkaan Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. ( QS. Ash-Shaf 3 )

Bila seseorang calon pemimpin tampil dihadapan rakyatnya dengan penampilan seorang pemimpin yang meyakinkan, padahal sebenarnya dia tidaklah mempunyai kemampuan untuk kepemimpinan yang akan dipegangnya karena bukan bidangnya, dan dia tidak punya pengalaman sama sekali dalam bidang yang akan di pimimpin nya. Maka orang itu adalah calon pemimpin yang tidak jujur , dan bila jadi pemimpin nanti, maka dia adalah pemimpin yang tidak jujur.( baca: pemimpin gadungan). Sama saja dengan seorang yang berpenampilan sebagai seorang dokter, padahal dia bukan dokter, maka orang itu adalah dokter gadungan.

Bila seseorang mendirikan rumah sakit atau panti asuhan, atau yayasan sosial yang secara lahir diduga orang bahwa itu adalah project kemanusiaan, padahal sebenarnya projet itu adalah project bisnis, atau atau projek untuk mengeruk kekayaan untuk dirinya dan keluarganya, maka orang itu adalah orang yang tidak jujur dalam perbuatannnya, atau orang yang bohong , membohongi masyarakat ramai.

Sifat jujur merupakan syarat utama untuk seorang pemimpin, karena itulah salah sifat yang wajib bagi seorang rasul, sifat yang pertamanya adalah sifat jujur atau ash-shidqu. Secara umum, sifat jujur juga merupakan sifat utama bagi seorang mukimn, karena orang mukmin itu adalah orang yang jujur, tidak ada artinya iman tanpa kejujuran. Karena itulah firman Allah swt. diatas (QS.9:119) memerintahkan orang beriman untuk bersifat jujur.

Sabda Rasulullah saw. diatas memerintahkan orang beriman agar bersifat jujur, karena sifat jujur itu adalah induk kebaikan (kebahagiaan) yang akan membawa sesorang masuk syurga. Sifat jujur itu sangat berat bagi mereka yang tidak terbiasa bersifat jujur, karena itu Rasulullah saw. Mengingatkan agar kita membiasakan sifat jujur agar sifat jujur itu menjadi ringan dan membudaya dalam kehidupan.

Sebaliknya Rasulullah memperingatkan agar kita menjauhi sifat bohong. Karena bohong itu adalah induk kejahatan dan kemaksiatan. Orang yang tidak biasa berbohong, akan merasakan bahwa bohong itu sebenarnya berat, karena itu Rasululullah mengingatkan kita agar tidak membiasakan bohong agar sifat bohong itu tidak menjadi kebiasaan, bila sudah menjadi kebiasaan akan sangat berat meninggalkannya.

Sebaliknya bila bohong itu tidak dibiasakan, maka bohong itu akan terasa berat. Bila seseorang sudah terbiasa bohong, maka dia akan terbiasa pula berbuat jahat dan maksiat, karena sifat bohong adalah sumber semua kejahatan dan kemaksiatan.

***

Oleh : Ust. DR. H. Suhairy Ilyas. MA