Jumat, 16 Maret 2012

Sistem Kristal dan Simbolisasi Hermann-Mauguin


Kristalografi

Apa itu kristalografi? Dari kata dasarnya, Crystal, sudah dapat diketahui secara umum bahwa Crystalgraphy merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang Kristal. Kristal sendiri sebenarnya merupakan suatu zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti polapola tertentu, dan sebenarnya memiliki suatu hukumyang dikenal sebagai Law of Constancy of Interfacial Angles (Steno.1669), yaitu suatu hokum yang memiliki kandungan bahwa sudut pembentuk bidang Kristal besarnya adalan konstan.

Relasi dengan Mineralogy

.

MINERALOGY,adalah ilmu yang secara alami mengikutsertakan substansi padat yang merupakan bagian dari alam semesta. Mineral adalah zat atau benda yang biasanya padat dan homogen dan hasil bentukan alam yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimia tertentu serta umumnya berbentuk kristalin. Meskipun demikian ada beberapa bahan yang terjadi karena penguraian atau perubahan sisa-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan ke dalam mineral,seperti batubara, minyakbumi, tanahdiatome.

Jadi, sebenarnya Kristalografi adalah salah satu cabang ilmu dari Mineralogy. Dalam konteks ini, Crystallography merupakan ilmu ini berkenaan dengan bentuk geometris, simetri eksternal dan properti optikal dari kristal. Tujuan utama dari teknik crystallography moderen adalah penentuan struktur kristal. Hal ini menyediakan informasi lokasi dari semua atom, posisi ikatan dan tipe ikatannya, ikatan simetri dan isi kimiawi dari unit sel.

Daya Ikat Kristal

Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat-zat yang terdapat pada kristal bersifat elektrostatis secara alami.. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengan sifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan secara langsung terhadap daya ikat. Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan van der Waals.

Unsur-unsur Simetri Kristal

· Bidang Simetri

Bidang simetri merupakan suatu bidang khayal yang menembus dan membagi

Kristal menjadi dua bagian yang sama besar dengan salah satu sisi / bagian merupakan suatu pencerminan dari bidang yang lain. Bidang simetri dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Bidang Simetri Aksial, merupakan suatu bidang simetri yang melewati 2 sumbu Kristal.

2. Jika bidang tersebut terbentuk tegak lurus dengan sumbu c, maka disebut dengan Bidang Simetri Horizontal.n Jjika bidang tersebut terbentuk sejajar dengan sumbuu c, maka disebut dengan Bidang Simetri Vertikal.

2. Bidang Simetri Intermediet, apabila bidang simetri tersebut hanya melewati 1 sumbu saja (Bidang Simetri Diagonal)

· Sumbu Simetri

Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama.

1. Gire, atau sumbu simetri biasa,cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan memutar Kristal pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali kenampakan yang sama dinamakan digire, bila tiga trigire (3),dst..

2. Giroide adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan memproyeksikannya pada bidang horisontal.

3. Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya melalui pusat kristal. Penulisan nilai simetrinya dengan cara menambahkan bar pada angka simetri itu. Bila tiga tribar (3), empat tetrabar (4),dst

· Pusat Simetri

Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila dalam kristal tersebut dapat dibuat garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut Semua Kristal memiliki pusat Kristal, namun belum tentu memiliki sumbu simetri.




Sabtu, 16 Juli 2011


Sistem Kristal

Suatu Kristal pada dasarnya memiliki suatu sistem tersendiri yang dapat dibedakan berdasarkan jumlah sumbu Kristal, letak sumbu Kristal terhadap sumbu yang lain, nilai simetri dan besarnya parameter masing-masing sumbu. Sistem-sistem tersebut antara lain adalah :

1. Sistem Isometrik

2. Sistem Tetragonal

3. Sistem Ortorombik

4. Sistem Heksagonal

5. Sistem Trigonal

6. Sistem Monoklin

7. Sistem Triklin

Ketujuh sistem Kristal tersebut dapat dibagi lagi menjadi 32 sistem Kristal dan tiap-tiap sistem Kristal diatas memiliki modifikasinya sendiri-sendiri. Bagaimana tentang lebih jelasnya akan ditampilkan pada bagian skhir paper ini, yaitu tentang detail sistem Kristal.

SIMBOLOSASI HERMANN-MAUGUIN

Simbolisasi Hermann-Mauguin ini berfungsi untuk mengidentikfikasi lebih detail mengenai sistem Kristal atau sebagai penciri sistem Kristal, dilihat dari sudut pandang nilai sumbu dan ada tidaknya pusat simetri tergantung aturan-aturan pada simbolisasi ini. Aturan-aturan tesebut terbagi dalam :

1. Sistem Isometrik

Simbolisasi Hermann-Mauguin untuk sistem ini terbagi menjadi 3 kolom, yaitu :

· Kolom I : Nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus (disebut dengan mirror,dalam simbolisasi di tuliskan “m” jika ada) sumbu tersebut.

· Kolom II : Nilai sumbu yang terletak antara tiga sumbu atau sumbu yang menembus bidang (111) dan ada tidaknya mirror

· Kolom III : Nilai sumbu yang terletak antara dua sumbu Kristal atau sumbu yang menembus bidang (110) serta ada tidaknya mirror

2. Sistem Tetragonal, Trigonal, dan Heksagonal

Simbolisasi Hermann-Mauguin untuk sistem ini terbagi menjadi 3 kolom, yaitu :

· Kolom I : Nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus (disebut dengan mirror,dalam simbolisasi di tuliskan “m” jika ada) sumbu tersebut.

· Kolom II : Nilai sumbu Kristal yang horizontal (a, b, atau d) dan ada tidaknya mirror

· Kolom III : Nilai sumbu yang terletak antara 2 sumbu horisotal serta ada tidaknya mirror

3. Sistem Ortorombik

Simbolisasi Hermann-Mauguin untuk sistem ini terbagi menjadi 3 kolom, yaitu :

· Kolom I : Nilai sumbu a dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus (disebut dengan mirror,dalam simbolisasi di tuliskan “m” jika ada) sumbu tersebut.

· Kolom II : Nilai sumbu b dan ada tidaknya mirror

· Kolom III : Nilai sumbu c serta ada tidaknya mirror

4. Sistem Monoklin

Simbolisasi Hermann-Mauguin untuk sistem ini hanya terbagi menjadi 1 kolom, yaitu nilai sumbu b dan ada tidaknya mirror

5. Sistem Triklin

Simbolisasi Hermann-Mauguin untuk sistem ini hanya terbagi menjadi 1 kolom, yaitu ada tidaknya pusat simetri.

1 berarti tidak memiliki pusat simetri

1 berarti memiliki pusat सिमेट्री

मकसिः अतस कुंजुन्गंन्य ^_^


Leave a Reply

 
 

Blog Archive

Daftar Blog Saya

Blogger news