erosi/akumulasi aktif, maka permukaan lereng relatif halus, sehingga batuan tampak seperti tidak berlapis, sehingga singkapan lapisan akan tampak pada tebing atau dasar aliran. Interpretasi batuan secara rinci akan lebih baik jika dilakukan dila -pangan, tetapi kemampuan interpretasi foto udara dan peta topografi ditambah dengan pengetahuan geologi umum akan memberikan hasil lebih baik didalam menentukan batas - batas batuan, perlapisan, foliasi, kelurusan dan hubungannya dengan bentuklahan, seperti tampilan gawir sesar dan erosi. Pola aliran sungai yang tampak pada foto udara dan peta topografi akan mencerminkan perlapisan batuan yang cukup baik pada suatu daerah, walaupun tertutup vegetasi dan tanah, tetapi masih mungkin untuk mengenali struktur geologi utama dan jenis batuan seperti lanau, batupasir dan gamping. Smith (1943) menyebutkan bahwa ciri - ciri terbaik untuk mengenali batuan di suatu daerah melalui foto udara atau peta topografi adalah sebagai berikut : (1) kenampakkan topografi, (2) warna tanah dan batuan, (3) sebaran vegetasi dan (4) struktur primer dan sekunder.
Tujuan interpretasi struktur adalah menentukan lokasi, sebaran dan kesinambungan dari kunci hamparan bumi. Bentuk relief batuan yang tahan terhadap pelapukan dan erosi, seperti batupasir, kuarsit dan batugamping di bawah kondisi tertentu akan membentuk lapisan kunci yang baik. Hubungan erat antara interpretasi struktur dengan relief tergantung pada pemahaman dan analisis geomorfologi. Analisis pola aliran, kelurusan aliran dan pola vegetasi akan memudahkan interpretasi geomorfologi. Hubungan tersebut akan memberikan gambaran yang jelas terhadap relief dan struktur geologi, khususnya pada daerah - daerah tektonik muda.
Pada daerah luas yang memiliki relief rendah dan tertutup oleh lapisan tanah disertai dengan proses tektonik, malihan (metamorphisme) dan waktu pengikisan, maka akan sulit melihat hubungan morfologi dengan struktur geologi yang ada. Lapisan batuan yang memiliki bidang lapisan, arah jurus dan kemiringan lapisan batuan (strike & dip) mudah dikenali, terutama batuan endapan yang memiliki bidang lapisan dengan jelas, karena ketahanan batuan terhadap pelapukan dan erosi. Bidang lapisan batuan yang datar atau hampir datar dan kontak sejajara serta tertutup tanah, pada kontur topografi menunjukkan pola - pola lingkaran tertutup, sehingga bidang lapisan batuan yang datar seolah - olah tidak memiliki arah jurus lapisan (strike) atau jarang tergambar pada bidang lapisan batuan tersebut.
Permukaan lapisan batuan ditunjukkan oleh relief topografi, lapisan dengan perbedaan ketahanan terhadap pelapukan dan erosi dicerminkan oleh perubahan lereng pada topografi; lereng yang sangat curam menunjukkan lapisan batuan yang sangat tahan terhadap pelapukan dan erosi, sedangkan lereng landai menunjukkan lapisan batuan yang kurang tahan terhadap pelapukan dan erosi. Kelompok lapisan batuan yang datar (horisontal), tebal dan sangat tahan terhadap pelapukan dan erosi akan menunjukkan tebing yang sangat tegak, karena keseragaman ketahanan terhadap pelapukan dan erosi, maka pola aliran normal akan mengambarkan pola aliran dendritik, khususnya jika pengaruh kekar dan rekahan tidak ada.
Lapisan batuan yang tegak menunjukkan garis arah jurus lapisan dan garis kontak lapisan akan lurus dan sejajar dengan arah jurus lapisan, sehingga tampilan pada topografi tidak menunjukkan adanya pergeseran. Lapisan batuan tegak yang tebal dapat langsung dikenali dari lebar hasil pelapukannya, khususnya lapisan batuan yang memiliki perbedaan ketahanan terhadap pelapukan dan erosi, sehingga pola aliran jenis trelis sangat berkembang. Pola - pola permukaan lapisan batuan yang memiliki kemiringan ditunjukkan oleh relief topografi arah jurus dan kemiringan lapisan batuan. Kemiringan lapisan batuan yang curam menyebabkan relief arah jurus lapisan batuan lebih menonjol, sehingga mempengaruhi bentuk permukaan lapisan batuan tersebut. Permukaan topografi yang datar menyebabkan pola permukaan lapisan batuan
mengikuti arah jurus lapisan batuan sebenarnya. Jika permukaan topografi tidak datar, maka pola permukaan lapisan batuan menjadi fungsi arah jurus (strike), kemiringan lapisan (dip) merupakan kemiringan (gradient) topografi. Pola - pola permukaan lapisan batuan tidak mengikuti sepanjang arah jurus lapisan batuan sebenarnya, tetapi mengikuti arah jurus lapisan batuan semu.
Penyimpangan antara arah jurus lapisan batuan sebenarnya dengan arah jurus lapisan batuan semu akan menambah kecuraman lereng pada topografi, kecuali jika arah jurus lapisan batuan membentuk sudut yang tepat terhadap kemiringan topografi, sehingga arah jurus lapisan batuan semu dan arah jurus lapisan batuan sebenarnya memiliki kesamaan. Permukaan topografi dan bidang lapisan batuan membentuk arah jurus punggungan membentuk hogback serta arah kemiringan lapisan batuan mudah dikenali. Pada lipatan monoklinal yang baik menunjukkan susunan pola aliran paralel sampai sub paralel dan trelis, setempat - setempat pola aliran dendritik. sungai atau lembah pada topografi yang memotong arah jurus lapisan batuan de -ngan membentuk sudut, maka pada lembah V tersebut akan tercermin suatu lapisan dan kemiringan batuan yang jelas.
Lapisan batuan yang memiliki kemiringan landai menunjukkan lembah Vs yang cukup panjang, sedangkan jika dibentuk oleh lapisan batuan dengan sudut kemiringan yang tajam akan membentuk lembah Vs yang pendek. Lebar suatu lembah atau punggungan ditentukan oleh tajam atau tumpulnya kemiringan lapisan batuan. Jika suatu lembah memotong tegak terhadap arah jurus lapisan batuan, maka lembah Vs akan membentuk tebing yang simetri, sedangkan jika lembah Vs yang memotong arah jurus lapisan batuan membentuk sudut, maka perkembangan tebing lembah Vs tidak akan simetri. Jika lembah Vs sejajar (paralel) terhadap arah jurus lapisan batuan, maka lembah tidak akan berkembang, tetapi percabangan aliran akan mengikis lembah lembah Vs. Bidang lapisan batuan yang tertutup oleh vegetasi atau material permukaan, maka arah jurus lapisan batuan dapat dikenali dengan dari ciri - ciri pola aliran pada daerah tersebut.
Jika kemiringan lapisan batuan landai, maka aliran percabangan su -ngai yang panjang akan mengikuti arah kemiringan lereng lapisan batuan, tetapi apabila percabangan sungai pendek dicerminkan oleh gawir lereng (Lattman dan Ray, 1965). Struktur lipatan yang diikuti dengan sesar normal dan sesar naik dapat diketahui melalui pengulangan lapisan batuan dengan kemiringan lapisan batuan yang berlawanan, kecuali pada lipatan isoklin. Jika sumbu lipatan mendatar (horisontal), maka kedua sayapnya akan sejajar (paralel). Kedua sayap lipatan yang membentuk kurva (melengkung) dengan puncak sinklinal atau antiklinal akan membentuk lembah V atau U. Kedua sayap lipatan akan membentuk jalur permukaan lurus atau melengkung ada sisi - sisi yang berlawanan. Pada suatu daerah perlipatan yang jelas, sumbu lipatan yang terletak pada puncak atau lembah yang terbentuk akibat perlipatan tersebut dapat ditentukan dengan cara perhitungan atau perkiraan arah jurus dan kemiringan lapisan batuan serta hubungan tiga dimensionalnya.
Pada lipatan rebah yang sering diikuti oleh struktur sesar dan sesar naik, arah kemiringan lapisan batuan pada kedua sayapnya akan sama dan pola lembah V sangat membantu menentukan sayap yang berlawanan.
Hubungan struktur geologi dengan morfologi akan tampak jelas pada suatu daerah bervegetasi sedikit dan tutupan tanah relatif tipis, tetapi pada daerah yang beriklim basah atau tropik basah, struktur geologi akan tercermin oleh bentuk relief daerah tersebut. Kerapatan vegetasi ketebalan tanah yang menutupi atau menghalangi morfologi struktur yang berada di bawahnya sangat sulit ditentukan, sehingga untuk
menentukan struktur geologi tersebut pola aliran dan penyimpangan pola aliran dapat digunakan sebagai ciri penentuan struktur.
Aliran utama pada sayap lipatan cenderung mengalir sejajar arah jurus lapisan batuan dan mengikuti celah - celah lapisan batuan yang tahan terhadap pelapukan dan erosi, sedangkan aliran - aliran yang kecil mengalir searah searah kemiringan lapisan batuan dan permukaan lereng lipatan membentuk pola aliran yang trelis. Lapisan yang melengkung sekitar puncak lipatan tercermin oleh aliran utama yang melengkung. Pola aliran radial dan anular atau gabungan kedua pola tersebut sering berkemang pada daerah - daerah yang berbentuk kubah atau lipatan (antiklin) sungkup.
Howard (1967) menyebutkan kelokan (meander) lokal pada sungai, kelokan tajam (compressed meander), percabangan sungai lokal, keragaman lebar tanggul sungai (levee) dan penyimpangan - penyimpangan (anomali) pada sungai merupakan ciri - ciri struktur geologi atau deformasi aktif.
Pada sesar - sesar besar, biasanya sesar yang terletak pada bidang permukaan lahan yang melengkung terdapat pergeseran yang tidak menunjukkan celah dan biasanya berada sekitar mintakat regangan serta permukaan sesar merupakan suatu bidang. Sudut sesar 450 atau lebih biasanya disebut sebagai sesar normal dan sudut sesar kurang dari 450 biasanya disebut sebagai sesar naik. Sesar normal pada foto udara tampak seperti garis lurus atau garis melengkung, seperti kelurusan ( lineament ) yang membentang sangat jelas. Tampilan yang memanjang mencerminkan atau memberi kesan bahwa sesar seperti dipengaruhi oleh kelurusan morfologi, aliran su -ngai ( misalnya penggalan sungai lurus, air terjun, danau, genangan air dan mata air) atau kumpulan vegetasi yang dicerminkan oleh garis lurus karena perubahan rona ( tone ) foto udara yang tajam.
Mintakat sesar atau kekar pada batuan lunak yang mudah tererosi akan membentuk lekukan atau lembah. Pola aliran yang dipengaruhi oleh sesar atau kekar akan membentuk pola lurus (elongated ) dan paralel atau angular. perubahan pola atau arah aliran sungai pada sisi yang berhadapan dari suatu kelurusan merupakan ciri sesar yang sangat menyolok. Breksi sesar biasanya sering menahan air disekitarnya, sehingga garis sesar pada foto udara akan menunjukkan garis hitan karena sangat jenuh oleh kan - dungan air dan kemungkinan lebatnya vegetasi. Mintakat sesar yang memiliki kelulusan air (permebility) rendah akan mempengaruhi kondisi air tanah dan menyebabkan perubahan kumpulan vegetasi, sehingga sesar dicirikan oleh mata air.
Suatu daerah yang disusun oleh batuan yang keras dan memiliki lapisan yang mendatar (horisontal) kemudian terangkat, maka akan membentuk morfologi "mesa" atau plato yang dipengaruhi oleh struktur. Pe - ngikisan (erosi) yang berlangsung pada sisi - sisi gawir bagian depan struktur, maka akan membentuk alur erosi yang sejajar (paralel) atau gawir erosi yang tidak menerus hasil dari kegiatan erosi mata air atau limpasan air permukaan ( runoff ) yang terkumpul. Jika diameter batuan penutup ukurannya lebih kecil dari pada tinggi bukit disekitarnya, maka digunakan istilah "butte". Kemiringan lapisan batuan yang memiliki satu arah, karena posisi awalnya sudah miring (contoh : lereng cekungan pengendapan yang curam) atau miring karena tektonik, maka bentanglahan yang berkembang menunjukkan relief perbukitan atau pegunungan yang disusun oleh batuan keras yang miring. Bentuklahan yang simetris atau asimetris tergantung pada kemiringan lapisan batuan dan proses yang berlangsung pada bentuklahan tersebut. Struktur monoklin yang cukup dikenal antara lain "cuesta", "hogback" dan pegunungan "dike".
"Cuesta' adalah punggungan asimetri dengan salah satu sayap yang panjang, umumnya searah dengan kemiringan lapisan batuan yang keras dan lereng landai. Pada salah satu sisi lereng "cuesta" memiliki kemiringan lereng yang terjal, sedangkan pada sayap lain memiliki kemiringan yang landai.
" Hogback" adalah punggungan dengan puncak yang terjal, dibentuk oleh lapisan batuan keras atau batuan yang memiliki kemiringan lapisan batuan yang terjal. Bentuklahan pada umumnya agak simetri, tetapi ada juga yang tidak simetri.
Punggungan yang menyerupai "dike" dibentuk oleh lapisan batuan yang memiliki kemiringan hampir tegak, kemiringan lereng sangat curam dan hampir simetris. Lapisan atau struktur lapisan sejajar (planar) yang miring merupakan bagian dari lipatan tunggal (single fold ) atau bagian dari sistem lipatan (kumpulan lipatan). Struktur lipatan dapat berupa antiklin atau sinklin. Antiklin adalah lipatan ke atas yang telah mengalami perkembangan beberapa tahap. Antiklin sederhana memiliki kemiringan lapisan batuan dari arah sumbu antiklin ke arah sisi - sisi yang berlawanan, sedangkan sinklin adalah lipatan lapisan batuan dengan arah kemiringan yang bertindak sebagai sayap menuju sumbu sinklin (lihat gambar ...). Suatu daerah yang terlipat dan tererosi akan menunjukkan relief yang bergelombang membentuk bukit dan lembah. Bagian bukit menunjukkan antiklin, sedangkan bagian lembah menunjukkan sinklin. Jika daerah terlipat tererosi, maka akan tampak bentuk lapisan batuan yang dipengaruhi oleh perbedaan kekerasan batuan. Kedua sisi antiklin dikenal sebagai sayap, sedangkan pada bagian yang paling tinggi disebut puncak. Bidang yang memotong lipatan pada puncaknya disebut sebagai bidang sumbu. Jika bidang sumbu tegak sejajar sumbu lipatan, maka lipatan tersebut dinamakan lipatan simetri.
Kekar dan sesar sangat mempengaruhi perkembangan bentuklahan, sedangkan kekar - kekar tersebut pada umumnya membentuk arah yang tegak atau mendatar pada lapisan batuan selaras dengan arah gerak yang tidak beraturan. Sistem kekar sangat banyak dan suatu sistem kekar terdiri dari dua atau lebih kelompok kekar yang sejajar. Pelapukan dan erosi yang mengikuti sistem alur kekar sejak terbentuk akan menjadi tempat mengalirnya air ketika terjadi hujan. Sistem kekear yang sangat luas mudah dikenali pada foto udara dan peta topografi dengan cara melihat pola aliran sungai, kerapatan vegetasi yang berkelompok pada jalur kekar dan arah perbukitan.
Sesar adalah rekahan atau mintakat (zone) rekahan pergeseran yang panjang dengan sisi - sisi rekahan sejajar. Pergeseran yang tegak menghasilkan suatu gawir sesar yang terjal (lihat gambar...). Kenampakan sesar pada foto udara atau peta topografi akan sangat tajam , seperti naik turunnya blok yang tersesarkan tergantung pada gerak / pergeseran sesar, kegiatan erosi dan kekerasan batuan. Perbedaan erosi sepanjang gawir sesar ( = perpotongan antara bidang sesar dengan permukaan) jarang sekali nampak, dibandingkan dengan hasil langsung dari gerakan yang menyebabkan terjadinya sesar (bidang sesar), sehingga yang tampak adalah jejak sesar berupa garis dan biasanya disebut sebagai garis gawir sesar. Suatu garis gawir sesar obsequen adalah kenampakan gawir sesar, kecuali pada daerah bertopografi rendah tampak blok yang naik dan turun.
Thornbury (1969, halaman 253 - 256) menggunakan analisis umum untuk menentukan gawir sesar dan garis gawir sesar, dengan cara :
(1). Melihat bidang kasar yang mengesankan bekas goresan dan di-terapkan hanya pada sesar - sesar yang berumur muda. Bidang yang memberikan kesan goresan belum tentu sebagai gawir sesar.
(2). Bidang sesar dicirikan oleh :
(a). Breksi sesar, mintakat (zone) hancuran dan mintakat rekahan
serta kekar
(b). Tampilan permukaan sesar yang menunjukkan goresan -
goresan pada bidang sesar ("slickenside"), tetapi goresan
tersebut jarang ditemukan.
(c), Tampilan pergeseran lapisan batuan yang tegak, mendatar,
atau miring.
(3). "Triangular facet" (permukaan berbentuk segitiga ?) dengan ciri bagian ujung atas yang meruncing.
Bagian ujung yang meruncing dianggap sebagai bagian yang pa -ling dekat dengan sesar dan biasanya menutupi sesar yang tampak sekarang. Biasanya lereng permukaan (facet) yang meruncing kurang dari 300, sedangkan bidang sesar normal lebih lebih curam.Selanjutnya ujung yang meruncing dari permukaan segitiga (triangular facet) mengalami perombakan oleh pelapukan dan erosi, sehingga tidak menunjukkan ciri - ciri permukaan sesar.
(4). Kelurusan gawir. Sesar memanjang seperti garis lurus; padahal kenyataannya melengkung, jika dibandingkan dengan gawir cuesta yang memiliki gawir yang lurus. Kelrusen mencerminkan gawir sesar atau garis gawir sesar.
(5). Jeram berbentuk V dengan batuan dasar mengikuti garis sesar.
(6). Pendekatan dengan melihat bertambah miringnya dasar sungai di sepanjang jeram dan disebut sebagai lembah "gelas anggur" ("wineglass" valley), sehingga dijadikan sebagai bukti sesar sekarang (Resen).
(7). Lembah naik (Hanging valley) pada permukaan gawir. Lembah naik biasanya terjadi di sepanjang gawir sesar, tetapi dapat juga terjadi di sepanjang garis gawir sesar yang mencerminkan terdapat perbedaan regangan pada kedua sisi blok sesar.
(8). Mataair di sepanjang dasar gawir. Mataair sering ditemukan di sepanjang sesar tetapi bukan berarti batas sesar atau sesar aktif.
(9). Aliran lava sepanjang alur sesar. Hamparan aliran lava bukan menutupi sesar, tetapi vulkanisme terjadi pada jalur sesar yang disebut sebagai mintakat lemah.
Tampilan topografi dapat memberikan kesan sesar, tetapi tidak berarti sebagai sesar. Fenomena - fenomena (kejadian) yang dapat diperkirakan terjadi sesar saat sekarang atau masa lalu antara lain :
- sering terjadi longsoran.
- kelurusan punggungan yang tidak dipengaruhi oleh jenis batuan.
- pola aliran sungai paralel yang memotong berbagai jenis batuan.
- kelokan tajam aliran sungai.
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural.
Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan structural horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan structural masih dapat dikenali, jika penyebaran structural geologinya dapat dicerminkan dari penyebaran reliefnya.
Bentuklahan asal proses struktural ini terbentuk karena adanya tenaga endogen yang mendorong lempeng samudra menunjam lempeng benua.
Zona Subduksi, dimana lempeng benua menunjam lempeng samudra.
contoh bentuklahan struktural diantaranya :
1. Patahan
Sesar mendatar
2. Patahan normal
3. Patahan membalik
Sumber :
http://smile-lv.blogspot.com/2012/05/bentuk-lahan-asal-struktural.html
http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/bentuk-lahan-asal-struktural.html
http://kepalabatu.finddiscussion.com/t4-bentuk-lahan-berdasarkan-proses-pembentukannya