Minggu, 11 Desember 2011

BENTUK LAHAN DI PERMUKAAN BUMI (LANDFORM)

Evalusi Sumberdaya Lahan Evaluasi sumberdaya lahan pada hakikatnya merupakan suatu proses untuk menduga potensi suatu sumberdaya lahan untuk berbagai penggunaannya. Adapun kerangka dasar dari evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan setiap penggunaan lahan tertentu dengan sifat sumberdaya lahan. Berbagai penggunaan lahan membutuhkan persyaratan yang berbeda-beda, oleh karena itu diperlukan informasi mengenai potensi sumberdaya lahan. Informasi potensi sumberdaya lahan berisi informasi mengenai berbagai aspek sumberdaya yang berguna sebagai bahan untuk mengkaji kecocokan peruntukan lahan. Informasi tersebut umumnya tersaji dalam bentuk peta satuan lahan. Peta satuan lahan tersusun dari kombinasi peta bentuklahan, peta kemiringan lereng, dan peta penggunaan lahan. Peta bentuklahan dan peta penggunaan lahan diperoleh dari interpretasi foto udara, sedangkan peta kemiringan lereng diperoleh dari penghitungan kontur pada peta topografi. Penghitungan kemiringan lereng dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu metode template dan metode grid. Metode template dilakukan dengan menempatkan template lingkaran dengan diameter tertentu pada daerah pada peta yang sekiranya garis-garis kontur dapat masuk pada lingkarannya. Diameter menunjukkan jarak mendatar (setelah dikalikan dengan skala petanya), sedangkan selisih kontur menunjukkan beda ketinggian. Formula untuk menghitung kemiringan lereng: Keterangan : L = kemiringan lereng (%) Y = beda tinggi X = jarak mendatar klasifikasi kemiringan lereng 1. 0-3 % Datar Datar 2. 3-8 % Landai Berombak 3. 8-15 % Miring Bergelombang 4. 15-30 % Curam Berbukit 5. >30 % Terjal Bergunung Klasifikasi Bentuklahan 1. Bentuk lahan asal Denudasial (D) D1 Perbukitan terkikis D2 Pegunungan terkikis D3 Bukit sisa D4 Bukit terisolasi D5 Dataran nyaris D6 Dataran nyaris yang terangkat D7 Lereng kaki D8 Pedimen (Permukaan transportasi) D9 Piedmony (Disected D7) D10 Gawir (Lereng terjal) D11 Kipas rombakan lereng D12 Daerah dengan gmb lebih kuat D13 Lahan rusak 2. Bentukan struktural (S) S1 Blok sesar S2 Gawir sesar S3 Gawir garis sesar S4 Pegunungan antiklinal S5 Perbukitan antiklinal S6 Pegunungan sinklinal S7 Perbukitan sinklinal S8 Pegunungan monoklinal S9 Perbukitan monoklinal S10 Pegunungan dome S11 Perbukitan dome S12 Dataran tinggi S13 Cuesta S14 Hogback S15 Flat iron S16 Lembah antiklinal S17 Lembah sinklinal S18 Lembah subsekwen S19 Sembul (Horst) S20 Graben S21 Perbukitan lipatan kompleks 3. Bentukan asal Volkanik (V) V1 Kepundan V2 Kerucut vulkan V3 Lereng atas vulkan V4 Lereng tengah vulkan V5 Lereng bawah vulkan V6 Kaki vulkan V7 Dataran kaki vulkan V8 Dataran fluvial vulkan V9 Padang lava V10 Padang lahar V11 Lelehan lava V12 Aliran lava V13 Dataran antar vulkan V14 Dataran tinggi vulkan V15 Planezes V16 Padang abu, tuff atau lapili V17 Solfatar V18 Fumarol V19 Bukit vulkan terdenidasi V20 Leher vulkan V21 Sumbat vulkan V22 Kerucut parasiter V23 Boka V24 Dike V25 Baranko 4. Bentukan asal Fluvial (F) F1 Dataran aluvium F2 Dasar sungai F3 Danau F4 Rawa F5 Rawa belakang F6 Sungai mati F7 Dataran banjir F8 Tanggul alam F9 Ledok fluvial F10 Bekas dasar danau F11 Hamparan celah F12 Gosong lekung dalam F13 Gosong sungai F14 Teras fluvial F15 Kipas alluvium aktif F16 Kipas aluvium tidak aktif F17 Delta F18 Igir delta F19 Ledok delta F20 Pantai delta F21 Batuan delta 5. Bentukan asal Karst (K) K1 Dataran tinggi karst K2 Lereng dan perbukitan karst terkikis K3 Kubah karst K4 Bukit sisa batu gamping terisolasi K5 Dataran aluvial karst K6 Uvala, dolin K7 Polje K8 Lembah kering K9 Ngarai karst Klasifikasi Penggunaan Lahan P Permukiman Pk Permukiman kota S Sawah T Tegalan K Kebun Kc Kebun campur Pb Perkebunan Sm Semak B Belukar H Hutan

Leave a Reply

 
 

Daftar Blog Saya

Blogger news