Minggu, 06 November 2011
You Are My Jerry,Justin #Part 1
ini note cuma hasil karya yang begitulahjangan ditertawakan yakebanyakan ngemeng,,,yuk capcus...kembali ke TKP :D "Apa?! Elo mau balik ke Indonesia?!"ucapku dengan nada meninggi di telepon. Mungkin orang yang sedang bicara denganku di telepon langsung melempar HP-nya gara-gara aku,hehe."Iya,Ara. Gue musti balik ke ke Indonesia dan harus ninggalin Atlanta."ucap seorang gadis di seberang sana,Terry,teman baikku."Ta...tapi,Ter,elo nggak bisa pergi gitu aja."akusedikit menurunkan volume suaraku di telepon"Gu...gue juga nggak mau ninggalin elo,Ra.Apalagi seminggu yang lalu mimpi gue terwujud buat ketemu Justin Bieber.Itu semua juga berkat elo.Walaupun kita musti berkotor-kotoran nyemplung tempat sampah demi ketemu dia."aku mendengar suara Terry yang disertai isak tangisnya.Mungkin dia memang terpaksa balik."Gue bakalan inget elo,Ter.Gue nggak bakal lupain elo."air mataku sudah milai meleleh dari sudut mata.Rasanya dadaku sudah mulai sesak."Gue juga,Ra.Gue nggak bakalan lupain elo.Gue musti pergi sekarang.Udah saatnya gue masuk ke pesawat.Good bye,Kinara Zoya Roulette.""Good bye,Terry Yukari Fiza.You always be my best friend."air mata sudah mengalir pelan di pipiku,sesaat setelah Terry menutup teleponnya.Ya,5 tahun lalu aku dan Terry pindah ke Atlanta.Memang awalnya kamitidak saling kenal.Kami bertemu di pesawat saat hijrah ke Atlanta.Sejak saat itu aku mengenalnya dan hidupku berubah 180 derajat karena dia.Sepanjang kisah persahabatan kami,Terry selalu bercerita tentang dirinya.Begitu pula aku yang harus mengganti nama belakang 'Wijaya' menjadi 'Roulette' karena ibuku yang menikah dengan pria asal Atlanta,Jason Roulette,ayah tiriku.Pahit manis yang sudah aku lalui dengan Terry,gadis Indo-Jepang,kini tinggal kenangan yang harus aku garis bawahi dengan tinta emas.Aku pasti akan merindukannya,orang yang selalu aku panggil malor alias master molor. "Ara...Ara..."suara sseorang dari lantai bawah membuyarkan lamunanku.Ya,aku kenal suara cempreng itu.Tira,kakak kandungku."Iya kak.Aku di kamar."sahutku dari dalamkamar.Cepat-cepat aku menhapus air mataku dan segera menemui kakakku yang cempreng itu."Ada apa kak?Jangan teriak-teriak napa sih. Tadi pagi habis makan pisang ya?huh!?"gerutuku sambil menelusuri anak tangga."Yeeee...ni anak.Udah deh,jangan banyak nanya.Sekarang bantu kakak mindahi kursi-kursi ini"ucapnya agak sebal,namun masih sibuk dengan kursi-kursi yang masih berantakan."Iya iya.Bawel ah"akupun mempercepat langkahku menuju cewek cempreng satu ini."Hi,Ara"sapa seorang gadis 6 tahun bermata biru yang menggendong teddy bearnya."Oh, hi Ashley"aku mambalasnya."Boleh aku bantu"dia memasang kitten face-nya ke arahku.Meman tetangga kami yang satu ini super duper baik. Istilahnya kecil-kecil cabe rawit."Aku yakin,pesta ulang tahun Paman Jason nanti malam akan meriah"ucapnya lagi"Iya.Ku harus datang ya.Kalau tidak,Daddy ku pasti akan sedih.Karena boneka barbie nya tidak datang"aku tersenyum seraya nmencubit pipinya yang chubby."Eh,sudah ngobrolnya.Ashley,ayo bantu aku menata bunga-bunga ini"kakakku menghentikan obrolanku dengan Ashley."Ih...kakak ini main samber aja""Hehe maaf Ara adiku sayang.Boleh aku pinjam Ashley si princess kittenku sayang ini?"lagi-lagi kakakku bermanis-manis di depanku.Memang itulah kebiasaanku."Ti..""Terima kasih,Ara.Ayo Ashley!"Kak Tira memotong ucapanku dan langsung menggendong Ashley ke beranda depan."Dasar kak cempreng"gerutukuy di tengah-tengah orang-oarang yang sedang mendekorasi ruang tamu."Ara,bisa bantu mom sebentar"seorang wanita 30 tahunan menghampiriku.Dialah orang yang ku panggil Mommy."Iya. Ada apa ,Mom?""Mom ingin kamu ambi kue tart di tokokue langganan kita.Soalnya masih banyak pekerjaan yang harus mom selesaikan.Kau mau kan?""Tentu saja Mom.Ini kan juga buat Daddy.Walau harus ke ujung dunia,menyeberangi samudera,mendaki gunung,menjela..."Ssssttt...sudah sudah. kau ini jadi berpuitis ria begini."mommyku memotong ucaoanku."Hehe,iya mommyku sayang"aku segera mengambil seedaku yang nongkrong di garasi samping rumah.Cepat-cepat aku mengayuh sepeda menuju toko kue langganan keluarga kami. Di sepanjang jalan,aku masih teringat Terry. Mungkin dia jug asedang memikirkanku,cewek yang sering dia panggil cumi tomboygara-gara aku memang tomboy. Entah kenapa ada kata 'cumi'di dalamnya panggilan kesayangan Terry untukku. Pandanganku menyebar kemana-mana.namun kakiku masih mengayuh melawan arah angin sehingga butuh tenaga ekstra untuk mengayuh.Rambut panjangkuberkibar tak beraturan.Malahan terkadang menutupi andanganku yang harus konsentrasi ke jalanan."Shit!!! Hrusnya tadi gue ikat.Anginnya kenceng lagi.Dasar bodoh banget sih gue"tangan kiriku sibuk menyibakkan rambutku karena angin yang bertiup dari arah yang tak pasti.Sedangkan tangan kananku memegangi kemudi. Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang menumbruku.Entah apa itu,aku hanya merasa tubuhku terhempas ke jalanan dan GELAP!! ******* "Kau sudah sadar rupanya"seseorang bertanya padaku.Suaranya seperti seorang laki-laki.Remang-remang terlukis di mataku.Tak begitu jelas siapa dia."Buka matamu pelan-pelan"ucapnya lagi. Aku menurutinya.Perlahan aku membuka mataku hingga aku benar-benar melihat dengan jelas. Tampak seorag laki-laki dengan rambut coklat yang agak pirang tersenyum padaku."Di...dimana gue"aku memegangi kepalaku yang tersa sakit."Hah?!siapa elo"aku langsung teriak sambil nunjuk-nunjuk dia."What did you say?maaf aku tidak mengerti bahasamu"dari sorot matanya ,dia memang tak menangkap ucapnku."Aduh,keceplosan pake bahasa Indonesia lagi.Oh,sorry.i mean,who are you?"aku berusaha bangun dan dia membantu menyangga tubuhku."Kau tidak kenal aku?"dia tampak agakterkejut."No"jawabku sangat singkat."Really?"ocehnya lagi."Tunggu dulu!!sepertinya aku pernah melihatmu.Tapi dimana ya?"aku menatapnya dari ujung kaki sampai ujung rambut."Gawat,jangan-jangan kau amnesia gara-gara tabrakan tadi"mendadak dia panik. Pake acara mondar-mandir segala lagi."Emmm...maaf,aku ada dimana ya?"tanyaku sopan."Eh,kau ada di rumah sakit sekarang.""Rumah sakit?"akumelihat sekeliling."Jangan-jangan kau amnesia.Kau ingat namamu?"dia makin panik."Tentu saja.Aku Ara.Kinara Zoya Roulette.Memang kenapa?Lalu kenapa aku ada di rumah sakit?ada apa denagnku?"aku juga jadi ikut-ikutan panik."Hufftt..syukurlah kau tak amnesia.Kau tadi tertabrak mobilku dan pingsan.Jadi aku membawamu ke rumah sakit.Aku takut kau kenapa napa"ucapnya panjang kali lebar kali tinggi,ckckck."Owh,aku kira kenapa"aku terdiam di atas tempat tidur.Dia masih berdiri di depanku. "Astaga...OMG...Kue tart-Daddy-ulang tahun" mendadak aku ingat tujuanku tadi.Aku segera beranjak dati tempattidur dengan tergesa-gesa.Tapi...."Awww....sakit.Kakiku"tubuhku terjatuh di lantai.Rasanya kakiku tak kuat menyangga berat badanku."Kau taka apa?"lagi-lagi dia dengan sigap langsung menolongku. Dia mangangkatku ke atas tempat tidur dengan hati-hati."Awww,pasti ini terkilir"aku meringis kesakitan sambil memijat-mijat pergelangan kaki kananku."Makanya hati-hati"omelnya.Kedua tangannya sibuk memijit kakiku.Aku hanya bisa menatapnya."Tapi aku harus pergi sekarang.Daddyku ulang tahun dan aku hrus mengambil kue tart."ucapku memelas sambil meringis kesakitan."Tapi keadaanmu masiih seperti ini,Ara""Ara?Kau tau namaku?""Kau sendiri yang bilang padaku"dia menghentikan pijitannya dan mengalihkan pandangan ke arahku."Owh,iya ya,hehe.Ehmm...namamu siapa?"akau membaranikan diri untuk menanyakan namanya."Aku Jus...eh maksudku Jerry,ehm...Jerry Osmont"icapnya dengan bonus senyuman untukku."Oh..namamu Jerry.Salam kenal"aku tersenyum semanis-manisnya."Bagaimana kue tart Dadyy?"ucapku lirih.Aku bingung.Ulang tahun ini sangat penting.Jam yang menempel di dinding kamar tempatku dirawat sudah meninjukkan pikul 5.45 pm.Sedangkan pesta Dadyy akan dimulai pukul 7 pm nanti.Berbagai perasan tercampur aduk.Aku malah terjebak di rumah sakit dengan kaki8 terkilir.Kepalaku juga masih sakit."Hello..kau memikirkan apa?"Jerry melambaikan tangan ke mukaku.Lamunanku buyar seketika."Ehmmm...kue tart Daddy ku.Bagaimana mungkin aku bisa mengambil kue tart jika keadaanku seperti ini""Boleh aku bantu?"ucapnya dengan sangat lembut."Bantu?"aku lansung mangarahkan pandangan ke mukanya."Iya.Aku akan mengantarmu mengambil kue itu"dia menatapku dalam-dalam.Dari sorot mata coklatnya itu memang sepertinya dia tulus ingin menolongku."Baiklah,jika kau tak keberatan""Tunggu sebentar.Aku harus menyamar" Jerry meraih topi hitamnya yang dari tadi dia letakkan di meja samping tempat tidur.Lalu memakainya.Begitu pula dengan kacamata hitamnya.Dia mirip sekali dengan mafia.Jaket hitam,topi hitam,kacamata hitam,bahkan kerudung jaketnya saja dia sampirkan ke kepala."Untuk apa menyamar?jangan-jangan kau ini buronan ya?"aku nunjuk-nunjuk dia.Muka parno alias curiga sudah terpasang."Enak saja.Sudah,ayo turun!"dia meraih tubuhku. Lenagn kanannya melingkar di pinggangku,sementara lengan kirinya meraih lengan kiriku dan melingkarkan ke lehernya.Aku menurut saja,ya memang aku tak punya cukup tenaga untuk berjalan sendiri."Hati-hati"suaranya terdengar lembut di telingaku. Aku hanya mengangguk.Dengan langkah tertatih-tatih aku menuju pintu keluar rumah sakit.Tentu saja dengan Jerry si mata coklat. ********* "Terima kasih ya,sudah menolongku""Iya"dia bergegas membukakan pintu mobil.Lagi-lagi dia membantuku masuk ke mobil"Toko kue yang mana?""Ehm,,toko kue yang di dekat taman""Owh,yang itu.Kenny,tolong antar kami ke toko kue yang di dekat taman,ok!"ucapnya kepada seorang laki-laki berkulit hitam kekar yang duduk di depan kemudi."Si...siapa dia?"ucapku berbisik kepada Jerry."Dia Kenny, bodyguard ku""Bodyguard?Kau punya bodyguard?"aku merasa aneh. Orang seperti Jerry piuny bodyguard?Begitu pentingkah Jerry?Mungkin dia seperti seorang pangeran dari negeri dongeng yang punya pengawal."Bukan,aku bukan pangeran"tiba-tiba dia menyambar."Eh,,si...siapa yang bilang kau ini pangeran"aku terkejut karena dia tau isi pikiranku. Ini aneh,mungkin dia juga magician.Aku merasa tak nyaman."Haha,matamu yang bicara.Tenang,aku tidak bisa membaca pikiran orang lain.Aku hanya bisa membaca mata orang""Hehe"aku cuma nyengir kuda.Kalau begini ceritanya,aku tiak akan menatap mata coklat yang mematikan itu.Aku kapok."Oh ya,boleh aku minta nomor HP-mu?"dia memulai pembicaraan lagi."Untuk apa?"aku menatap ke jalanan berusaha menghindari tatapannya."Nanti kalau kau kenapa-napa,aku kan juga harus tanggung jawab""Tidak perlu.Lagi pula aku juga yang salah"aku masih tak menatap Jerry."Owh..okay.Aku tinggalkan nomor HP-ku saja ya.Kau bisa menghubungiku jika terjadi sesuatu"dia memberikan secarik kertas bertuliskan angka-angka kepadaku."Iya"jawabku sangat singkat.********* to be continue....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)